Minggu, 12 Mei 2013

Pencemaran Udara sekarang

Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data Komisi Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di DKI Jakarta (tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni 2009 adalah 9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan Maret 2009 adalah 8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan jumlah kendaraan di DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per tahun. Angka-angka tersebut menjadi sangat signifikan karena ketersediaan prasarana jalan di DKI Jakarta ternyata belum memenuhi ketentuan ideal. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 persen. Dengan kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat.
Penyebab lain dari meningkatnya laju polusi di Jakarta adalah kurangnya ruang terbuka hijau (RTH) kota. RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan. RTH kota memiliki banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin. Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan kurangnya kemampuan ekosistem kota untuk menyerap polusi.
Akibat dari kemudahan untuk mengkredit kendaraan dengan memberi kemudahan juga salah satu meningkatnya kendaraan bermotor. pemerintah tidak mempertegas aturan yang setahun silam sudah diedarkan. pada saat ini pun untuk menghirup udara segar hanya terhitung jari. Untung saja masih ada gerakan car free day, namun itu pun menurut saya masih kurang karena ibukota ini melakukan aktivitas secara rutin dan yang berdatangan ke jakarta pun bukan aseli penduduk jakarta melainkan dari luar kota :) 

2 komentar:

  1. jumlah kendaraan di DKI Jakarta semakin lama semakin meningkat, banyak orang lebih memilih naik kendaraan bermotor, karena cepat sampai, bisa nyelap nyelip saat macet.
    padahal di DKI Jakarta ini sudah ada transportasi massal yakni bus transjakarta.
    mereka banyak yg tidak sadar akan dampak yg ditimbulkan nantinya, udara bersih akan sangat langka nantinya.

    BalasHapus
  2. benar sekali lina,faktor lainnya juga bnyk. Pertambhn penduduk pun juga salah satunya, dengan adanya penambahan penduduk makin banyak pula yg ingin memliki kendaraan sndri. Sehingga bus umum pun kurang diminati hehee

    BalasHapus